
Assalamualaikum, jumpa lagi dengan saya, kali ini saya akan melanjutkan kembali membahas tentang Laravel Framework 5, sebagai bahan pengingat saya pribadi dan berharap bermanfaat juga untuk rekan yang lain yang sedang mencari bahan rujukan dalam mempelajari Laravel 5
Sebelum kita mulai pembahasan, seperti saya tekankan sebelumnya, artikel ini merujuk pada versi laravel terbaru yaitu versi 5+, kebetulan saya sendiri menggunakan laravel v5.2 tidak banyak sih perbedaannya dengan versi yang sebelumnya 5.0 ataupun 5.1 tapi memang ada beberapa penambahan features yang agak signifikan untuk detailnya silahkan melihat release notes pada dokumentasi resminya di sini
Baiklah, tanpa panjang lebar, kali ini kita akan membahas tentang konfigurasi dasar yang dilakukan pada laravel 5.
Direcktory config seperti namanya, yaitu berisi semua file yang berhubungan dengan konfigurasi pada aplikasi yang kita buat dan pada direktory ini juga kita akan menemukan berbagai file yang dibutuhkan dalam konfigurasi seperti : database, session, mail, application service dan lainnya.
KONFIGURASI DASAR
- Setalah kita melakukan instalasi aplikasi (jika belum baca artikel saya sebelumnya), yang pertama harus kita lakukan adalah untuk setting permissions pada direktory storage dan bootstrap/cache, tapi bagi yang menggunakan OS Windows sepertinya bukan hal yang urgent, tapi berbeda situasi jika menggunakan OS Linux maupun upload pada hosting, jika tidak dilakukan maka bisa berdampak file bersanggukan tidak dapat dimodifikasi oleh system.
- Generate Application key, sebagai pengaman bagi session dan encrypted data lainnya, jika pada root direktory tidak terdapat file .env maka rename file .env.example menjadi .env. Sedangkan untuk menggenerate Application Key gunakan perintah artisan berikut pada terminal/command line (namun pada v5+, biasanya application key ini tergenerate secara otomatis)
php artisan key:generate
- kita juga bisa melakukan konfigurasi lokal timezone dan lainnya pada file config/app.php
Laravel memungkinkan kita untuk menjalankan aplikasi kita pada beberapa environtment yang berbeda, seperti testing, production dll, sehingga kita dapat mengkonfigurasi environtment aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan untuk mudahnya gunakan fasilitas konfigurasi yang terdapat pada file .env yang terdapat pada root direktory aplikasi, tapi jika kita menginstall laravel via composer, kita tidak perlu repot, karena composer sudah mengeneratenya secara otomatis untuk kita, Sob, perlu diingat yah, ini mutlak penting, untuk keperluan production sebaiknya jangan sekali-kali menggunakan setting environtment pada development (APP_DEBUG=true), karena amat berbahaya, jika terjadi error atau hal yang tidak diinginkan maka orang lain dapat dengan mudah melihat error yang ada pada aplikasi kita atau bahkan tau celah kelemahan aplikasi kita ups..
berikut contoh isi dari file .env
Database yang kita gunakan pada aplikasi dapat kita konfigurasi pada file config/database.php, nah menariknya disini kita dapat menggunakan beberapa database yang berbeda, atau bahkan mongkombinasikan beberapa database itu secara langsung wow...
saya pribadi beberapa kali menggunakan beberapa database sekaligus pada aplikasi, seperti mongodb atau redis untuk frontend dan mysql untuk backend aplikasi, dan semua itu disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi yang kita buat tetunya, karena jika tidak begitu terpaksa, satu databasae saja sudah amat mencukupi, umumnya mysql.
berikut isi dari file database.php pada direktory config/
PENAMAAN APLIKASI
Direktory App secara default memiliki namespace App, namun kita dapat merename nya menggunakan nama/inisial dari aplikasi yang kita buat berikut perintahnya :
php artisan app:name <name-of-your-application>
Ups, jangan copy paste, ganti <name-of-your-application> dengan nama aplikasi kamu, contoh :
php artisan app:name myblog
MAINTENANCE MODE
Nah, ini dia serunya, aplikasi kita bisa kita set sebagai maintenance mode dengan sebuah perintah amat simple
jika sukses akan muncul pernyataan berikutphp artisan down
ini berarti kita telah mengaktifkan maintenance mode dan semua request ke server akan dialihkan ke single maintenance page seperti ini
KELUAR DARI MAINTENANCE MODE
Setelah selesai kita dari perbaikan website yang kita lakukan maka web kita dapat kita publish kembali dengan menggunakan perintah
php artisan updan berikut output dari perintah tersebut jika berhasil
Berikut Beberapa dasar konfigurasi yang dapat kita lakukan pada aplikasi kita, untuk pengembangan lebih lanjut silahkan explorasi sesuai dengan kebutuhan kita.
Tetap Semangat Happy Coding...
No comments:
Post a Comment